sosiologi

sosiologi
tokoh

Jumat, 16 Desember 2011

Empat Bunuh Diri Menurut Emile Durkheim


  1. Bunuh diri Egoistis dapat ditemukan dalam masyarakat atau kelompok dimana individu tidak berinteraksi dengan baik dalam unit sosial yang luas, lemahanya interayang sosial melahirkan arus sosial  yang khas, dan harus tersebut membedakan angka bunu diri. misalnya durkheim berbicara tentang disintegrasi masyarakat yang melahirkan "arus depresi dan kekecewaan". situasi politik didominasi oleh perasaan kesia-siaan, moralitas dilihat sabagai pilihan individu, dan pandangan hidup masyarakat luar menekankan ketidakbermaknaan hidup, sebaliknya kelompok yang memiliki integarasi yang kuat akan mencegah terjadinya bunuh diri. Durkhem menekankan signifikan paksaan sosial meski dalam kasus bunuh diri egiosotas, dimana masyarakat menganggap bahwa bunuh diri adalah jalan untuk bebas dari paksaan sosial.
  2. Bunuh Diri Alteruisti terjadi karena integrasi sangat kuat, menurut Durkheim, penjelasan yang sama juga dapat seseorang untuk mencari mati syahid, kalau tinggi angka bunuh diri egoistis ditentukan oleh kelelahan yang tidak dapat disembuhkan dan deperesi yang menyedihkan, maka bunuh diri Alteruistis makin banyak terjadi jika" makin banyak yang tersedia, karena dia bergantung pada keyakinan akan adanya sesuatu yang indah setelah hidup di dunia ini. ketika integrasi mengendur, seseorang akan melakukan bunuh diri karena tidak adanya lagi kebaikan yang dapat dipakai untuk meneruskan kehidupan. sebaliknya, ketika integrasi menguat, meraka melakukan bunuh diri justru demi kebaikan yang lebih besar.
  3. Bunuh Diri Anomik terjadi ketika regulasi masyarakat terganggu. gangguan ini mungkin akan membuat individu merasa tidak puas karena lemahnya kontrol terhadap nafsu mereka, yang akan bebas berkeliaran dalam ras yang tidak tidak pernah puas terhadap kesenangan. angka bunuh diri anomik bisa meningkat terlepas dari apakah ganguan positif (peningkatan ekonomi) atau negatif (penurunan ekonomi). peningkatan angka bunuh diri anomik selama priode deregulasi kehidupan sosial, sesuai pandangan durkheim tentang pengaruh merusak dari nafsu individu ketika bebas dari kekangan eksternal.
  4. Bunuh Diri Fatalistis terjadi ketika regulasi meningkat, durkheim mengembangkan seseorang yang melakukan bunuh diri fatalistis seperti " seseorang yang masa depannya telah tertutup dan nafsu tertahan oleh disiplin yang menindas, contohnya bunuh diri ini adanya budak yang menghabiskan hidupnya karena putus asa kerena regulasi yang menekan setiap tindakannya.
       Durkheim berpendapat bahwa arus sosial dapat memengaruhi angka bunuh diri. bunuh diri individual dilandasi oleh arus egoisme, altruisme, anomi, dan fatalisme.bagi Durkheim, hal ini membuktikan bahwa arus-arus tersebut lebih dari sekedar kumpulan arus-arus individual, akan tetapi paksaan sui genersi, karena menguasai keputusan individu.

Buku bacaan yang digunakan
  1. Ritzer, george.2008. Teori sosiologi klasik. Kreasi Wacana: Bantul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar