sosiologi

sosiologi
tokoh

Sabtu, 24 Desember 2011

MULTIKULTURALISME


MULTIKULTURALISME

Pengertian multikulturalisme diberikan oleh para ahli sangat beragam, multiklturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemehkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan yang pluralis dan multikulturalisme yang ada dalam kehidupan masyarakat. ( Azyumardi Azra, identitas dan krisis budaya). Multikulturalisme secara etimologis marak digunakan pada tahun 1950 di kanada. Menurut longer oxford directionary istilah “multiculturalme” merupakan deviasi kata multicultural kamus ini meyetir  dari surat kabar di kanada, montreal times yang menggambarkan masyarakat montreal sebagai masyarakat multicultural dan multilingual.(Muhaemin el-ma’hadi, multikulturalisme dan pendidikan multikulturalisme). Multikulturalisme  ternyata bukanlah merupakan pengertian yang mudah. Dimana mengandung dua pengertian yang kompleks, yaitu “multi” yang berarti plural dan “kulturalisme” yang berisi tentang kultur atau budaya. Istilah plural mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralism bukan sekedar pengakuan akan adanya hal yang berjenis-jenis tetapi ppengakua tersebut memiliki implikasi politis, sosial, ekonomi dan budaya. Dalam pengertian tradisional tentang multikulturalisme memiliki dua ciri utama, pertama, kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition). Kedua, legitimasi keragaman budaya atau pluralism budaya. Dalam gelombang pertama multikulturalisme yang esensi terhadap perjuangan kelakuan budaya yang berbeda (the other). (H.A.R. Tilar, Multikulturalisme).
Dengan pengunaan istilah dan praktek dari multikulturalisme, Parehk membedakan lima jenis multikulturalisme sebagai berikut:
  1. Multikulturalisme Asosianis, yang mengacu pada masyarakat dimana kelompok berbagai kultur menjalankan hidup secara otonom dan menjalankan interaksi minimal satu sama lain. Contohnya adalah masyarakat pada system “millet”, mereka menerima keragaman tetapi mereka mempertahankan kebudayaan mereka secara terpisah dari masyarakat lainnya.
  2. Multikulturalisme Okomodatif, yakni masyarakat plural yang memiliki kultural dominan, yang membuat penyesuaian, mengakomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur dominan, yang membuat penyesuaian, mengakomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur minoritas. Masyarakat multicultural okomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum dan kekuatan sensitif secara kultural, memberikan kesempatan pada kaum minoritas untuk mengembangkan kebudayaan dan minoritas tidak menentang kultur yang dominan. Multicultural ini dapat ditemukan di Inggris, prancis dan beberapa Negara Eropa yang lain.
  3. Multikulturalisme otomatis, masyarakat yang plural dimana kelompok kultur yang utama berusaha mewujudkan kesetaraan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik secara kolektif dan dapat diterima. Contoh dari multicultural adalah masyarakat muslim yang berbeda di Eropa yang menginginkan anaknya untuk memperoleh pendidikan yang setara dan pendidikan anaknya sesuai dengan kebudayaannya.
  4. Multikulturalisme Kritikal interaktif, masyarakat yang plural dimana kelompok kultur tidak terlalu concern dalam kehidupan kultur otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perfektifdistingtif mereka. Multicultural ini berlaku di Amerika serikat dan Inggris perjuangan kulit hitam dalam menuntut kemerdekaan.
  5. Multikulturalisme Kosmopolitan, yang berusaha menghapuskan kultur sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana individu tidak lagi terikat dan committed kepada budaya tertentu. Ia secara bebas terlibat dengan eksperimen-aksperimen intercultural ini adalah para intelektual diasporik dan kelompok liberal yang memiliki kecenderungan postmodernism dan memandang kebudayaan sebagai resauorces yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas (Azumardi Azra, identitas dan krisis budaya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar