MULTIKULTURALISME
Pengertian
multikulturalisme diberikan oleh para ahli sangat beragam, multiklturalisme
pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemehkan dalam
berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas
keagamaan yang pluralis dan multikulturalisme yang ada dalam kehidupan
masyarakat. ( Azyumardi Azra, identitas dan krisis budaya). Multikulturalisme
secara etimologis marak digunakan pada tahun 1950 di kanada. Menurut longer
oxford directionary istilah “multiculturalme” merupakan deviasi kata
multicultural kamus ini meyetir dari
surat kabar di kanada, montreal times yang menggambarkan masyarakat montreal
sebagai masyarakat multicultural dan multilingual.(Muhaemin el-ma’hadi,
multikulturalisme dan pendidikan multikulturalisme). Multikulturalisme ternyata bukanlah merupakan pengertian yang
mudah. Dimana mengandung dua pengertian yang kompleks, yaitu “multi” yang
berarti plural dan “kulturalisme” yang berisi tentang kultur atau budaya.
Istilah plural mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralism bukan
sekedar pengakuan akan adanya hal yang berjenis-jenis tetapi ppengakua tersebut
memiliki implikasi politis, sosial, ekonomi dan budaya. Dalam pengertian
tradisional tentang multikulturalisme memiliki dua ciri utama, pertama,
kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition). Kedua, legitimasi
keragaman budaya atau pluralism budaya. Dalam gelombang pertama
multikulturalisme yang esensi terhadap perjuangan kelakuan budaya yang berbeda
(the other). (H.A.R. Tilar, Multikulturalisme).
Dengan
pengunaan istilah dan praktek dari multikulturalisme, Parehk membedakan lima
jenis multikulturalisme sebagai berikut:
- Multikulturalisme Asosianis, yang mengacu pada masyarakat dimana kelompok berbagai kultur menjalankan hidup secara otonom dan menjalankan interaksi minimal satu sama lain. Contohnya adalah masyarakat pada system “millet”, mereka menerima keragaman tetapi mereka mempertahankan kebudayaan mereka secara terpisah dari masyarakat lainnya.
- Multikulturalisme Okomodatif, yakni masyarakat plural yang memiliki kultural dominan, yang membuat penyesuaian, mengakomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur dominan, yang membuat penyesuaian, mengakomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur minoritas. Masyarakat multicultural okomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum dan kekuatan sensitif secara kultural, memberikan kesempatan pada kaum minoritas untuk mengembangkan kebudayaan dan minoritas tidak menentang kultur yang dominan. Multicultural ini dapat ditemukan di Inggris, prancis dan beberapa Negara Eropa yang lain.
- Multikulturalisme otomatis, masyarakat yang plural dimana kelompok kultur yang utama berusaha mewujudkan kesetaraan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik secara kolektif dan dapat diterima. Contoh dari multicultural adalah masyarakat muslim yang berbeda di Eropa yang menginginkan anaknya untuk memperoleh pendidikan yang setara dan pendidikan anaknya sesuai dengan kebudayaannya.
- Multikulturalisme Kritikal interaktif, masyarakat yang plural dimana kelompok kultur tidak terlalu concern dalam kehidupan kultur otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perfektifdistingtif mereka. Multicultural ini berlaku di Amerika serikat dan Inggris perjuangan kulit hitam dalam menuntut kemerdekaan.
- Multikulturalisme Kosmopolitan, yang berusaha menghapuskan kultur sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana individu tidak lagi terikat dan committed kepada budaya tertentu. Ia secara bebas terlibat dengan eksperimen-aksperimen intercultural ini adalah para intelektual diasporik dan kelompok liberal yang memiliki kecenderungan postmodernism dan memandang kebudayaan sebagai resauorces yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas (Azumardi Azra, identitas dan krisis budaya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar